Efek Rumah Kaca

Saturday, May 30, 2009


Sekilas nama ini terdengar dan cukup populer seperti masalah global yang lagi musim di bicarakan sekarang. Identik dengan nama global warming atau pemanasan global yang berdampak seperti efek rumah kaca. Tapi ini adalah nama band asal Jakarta yang sangat banyak di kagumi karyanya baik dalam hal musikalitas maupun lirik sekaligus orang - orangnya yang humble abiz dan termasuk yang memang peduli juga dengan masalah diatas tadi yang berbeda sekali dengan masalah "latah" atau ikut-ikutan menyuarakan tentang peristiwa global ini. Nama band yang diambil dari salah satu judul lagunya dalam album pertamanya juga yang bernama EFEK RUMAH KACA.

Mereka adalah Cholil (Vocal , Gitar), Adrian (Bass), dan Akbar (Drum) serta sosok yang jarang terlihat tetapi sangat berarti yang menjadi penggerak dari belakang dari kemajuan band ini juga, yaitu sang manager Yurie. Mengusung nuansa pop yang berbeda sekali dengan pop-pop lain yang cenderung mengusung tema cinta. Memang kalau di Indonesia, lagu pop cenderung mengarah ke tema - tema cinta yang menyendu menggebu - gebu bikin mati aja. Efek Rumah Kaca adalah manusia - manusia yang sangat peka dengan lingkungan sekitar dan masalah dunia ini mulai dari kehidupan pribadi sampai pada kehidupan sosial yang menjadi masalah–masalah yang sangat ironis sekali dan masih langka dibicarakan. Memandang Indonesia sebagai sebuah realita yang memang benar diakui sangat ironis. Hal-hal tersebut di bungkusnya dalam lirik-lirik yang sangat cerdas dan berani meskipun dengan pembawaan yang halus dan yang jelas dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Band yang terbentuk pada tahun 2001 yang dulunya bernama ‘Superego’ ini sudah menghasilkan 2 album dan menjadi karya luar biasa buatan asli Indonesia. Album pertama yang diberi nama Efek Rumah Kaca rilis pada tahun 2007 dengan label Paviliun Redords berisi lagu-lagu keren seperti di Udara, yang menceritakan tentang kisah Alm. Munir dengan semangatnya memperjuangkan HAM , penggalan liriknya yang berbunyi "Tapi aku tak pernah mati… tak akan berhenti…", lirik Cinta melulu, yang banyak mengkritik tentang band-band sekarang yang mendominasi lirik-lirik cinta yang mendayu dayu , “ Lagu cinta melulu..kita memang benar benar melayu..suka mendayu-dayu”, lagu Belanja Terus Sampai Mati, yang menceritakan tentang perilaku masyarakat urban jaman sekarang yang menjadikan belanja sebagai “berhala” kehidupan “ atas bujukan setan hasrat yang di jebak jaman, kita belanja terus sampai mati” dan masih banyak lagi lagu-lagu berkualitas di album Efek Rumah Kaca. Album kedua yang diberi nama KAMAR GELAP, rilis tahun 2008 dari Aksara Record yang juga nama tersebut diambil dari salah satu judul lagu di album itu, berisi 12 lagu yang jauh lebih berani dari album sebelumnya. Lirik Mosi Tidak Percaya, yang mengkritik pemerintahan di negeri ini. Bagaimana kalau rakyat sudah tidak percaya pada pemimpinnya . Bukannkah elemen penting bagi sebuah negara adalah rakyat?. Dan kenapa masih juga banyak rakyat di terlantarkan?.  Pertanyaan yang wajib di jawab untuk pemerintah. Lirik Kenakalan Remaja Di Era Informatika, yang menceritakan tentang kelakuan orang-orang jaman sekarang, terlebih ‘remaja’ yang suka memanfaatkan perangkat digital (terutama kamera) dengan tidak sebaiknya. Lagu Balerina yang menganalogikan gerakan seorang balerina yang berintikan tentang keseimbangan hidup dan masih banyak lagi lirik cerdas, kritis, beran,i dan luar biasa lainnya. Ke 12 lagu itu tidak bisa saya putuskan mana yang paling baik, karena semua memiliki kelebihan sendiri-sendiri yang luar biasa

0 comments: