The Frankenstone

Saturday, May 30, 2009

Image



The Frankenstone terbentuk baru-baru ini. Kami lupa dan malas mengingat-ingatnya.Awalnya band ini terdiri dari Putro (gitar, vocal) dan Gisa (bass). Kami belum punya drummer tapi sudah punya beberapa lagu. Akhirnya kami mencari drummer seadanya, dan ternyata dapatnya drummer yang influencenya hanya Travis Baker saja. Tapi karena kita males nyari yang lain lagi, akhirnya kami pakai dia. Sampai akhirnya kami muak lalu diapun kami pecat. Tapi sebelumnya, kami kerjai dia buat bantuin kami bikin demo dulu.
 Blablablabla . . . . kami dapat drummer baru. Dia nggak kekinian, sikapnya biasa-biasa saja, tabiatnya gampang ditebak, nggak gumunan, tau banyak tentang musik, nggak gondrong, nggak berponi, nggak kerempeng, nggak merokok di atas panggung, nggak gumunan liat minuman, nggak melodik,  tidak mabuk, tidak kriminal, dan cukup bahagia menjadi drummer kami. Tapi dia menolak disebutkan namanya.
The Frankenstone mendefinisikan dirinya sebagai sekumpulan plagiat yang menyerupai band. Kami memainkan musik dengan keras, ugal-ugalan, sebisanya, dan kasar. Soundnya analog dan penuh distorsi, sehingga lagu-lagunya jadi lebih mantap walaupun minim lirik. Entahlah, mungkin cuma kitanya yang imbisil dan gak bisa bikin lirik.
Yang jelas, pedoman kami dalam bermusik adalah kebebasan. Asal enak didengar telinga kami. Buat kami rock ‘n roll itu adalah kebebasan dalam segala hal, dan yang kami inginkan saat ini adalah gaya hidup yang biasa aja. Slogan sex, drugs, and rock ‘n roll itu udah basi, karena ini bukan tahun 70an lagi di mana semua musisi harus gondrong, kurus, dan bertampang pemabuk.

Kami lebih suka berada di rumah, denger musik-musik yang bagus, daripada nongkrong dan mabuk-mabukan. Makanya kami gak punya temen, dan jangan harap ada banyak grupis datang waktu kami manggung. Kami juga gak ngerti kenapa untuk jadi rocker kita harus punya masa kecil gak bahagia dan keluarga berantakan karena masa kecil kami bahagia dan keluarga kami tidaklah berantakan. Ya dikit lah…

Sori kalo cerita kita gak sesuai dengan harapan kalian, tapi paling tidak kami jujur,hehe…

Kalau kalian adalah anak band, pasti kalian merasa kalau anak-anak The Frankenstone itu “enggak banget”.
Putro bertubuh pendek nggak sampe 160cm, tapi beratnya 60kg lebih. Potongan rambutnya lebih mirip orang kantoran karena sudah mengalami kerontokan rambut walau pun umurnya masih 22 tahun.

Sebenarnya dia ini sudah lama ngeband dan kerap jadi additional player(Monkey Business, The Alaska, The Playbois, Daun Sirih, dll yang malas di sebutkan). Tapi karena anak ini penyakitan, daya tahan tubuhnya lemah, mengidap maag akut, bronchitis, asma, dan akhir-akhir ini menjalani operasi pemotongan tulang hidung Septum deviasi, dia jadi males membantu band-band itu lagi. Yah, sekali-sekali masih ikut The Playbois lah….
Putro memakai gitar buatan lokal yang nggak ada merknya. Tapi nggak asal-asalan. Pickupnya DiMarzio PAFF classic karena dia pingin soundnya mirip Angus Young (AC/DC). Dia juga pakai stombox Boss DS1 dan langsung colok ke ampli Fender.

Gisa lebih mirip penjaga perpus daripada anak band!!! Wajah tanpa ekspresi, rabun ayam, nyengir kuda, gigi Freddie Mercury, dan badan yang lurus. 
Dia nggak punya pengalaman ngeband. Bahkan main gitarpun ga bisa, tapi setelah bikin band ini dia belajar dan jadi lumayanlah. Padahal, seperti kebanyakan anak 18 tahun lainnya dia lebih suka nonton band-bandan dan memaki-maki band  yang main musik pop cengeng.

Gisa pakai bass murah buatan lokal dengan merk abal-abal, dengan model Pressicion tapi dia beli karena warnanya merah. Beruntung, dia dapat yang kebetuan suaranya lumayan bagus. Dia juga pakai Stombox Behlinger Octaver dan langsung colok ke ampli apapun yang disediakan, yang penting nggak ngadat.
Drumer kita ini gak mau disebutin namanya,jadi panggil aja sesuka kalian. Dia ini sudah ngeband ma putro bertaun-taun,dari SMP-SMA jadi gak sah diragukan lagi. Tapi  setelah itu dia memutuskan untuk berhenti ngeband karena tertarik bikin-bikin film, trus tiba-tiba waktu The Frankenstone nyari drummer, dia mendaftar dan langsung diterima tanpa seleksi.

Segala urusan dengan The Frankestone atau pengen kami bagi demo gratis kalian dapat menghubungi 
Putrock: 081578199900
Gisa     :085643661297
E-mail : 
frankens_tone@yahoo.com This email address is being protected from spam bots, you need Javascript enabled to view it 
Room : Pingit, JT  I/208 Yogyakrta 55231 

Karena kami masih band amatir maka kami belum punya management dan crew karena kami belum mampu membayar mereka. Dan kami juga nggak akan membohongi kalian dengan susunan management palsu seperti yang sudah banyak dilakukan band-band lain. Sejauh ini kami melakukan semuanya dengan bantuan teman-teman yang menyukai musik kami.

Profil ini kami buat dengan sungguh-sungguh, walaupun hanya dengan kertas bekas. Nggak bermaksud apa-apa sih, tapi  cuma karena kami gak bisa bikin yang lebih baik dari ini. Kami punya beberapa pengalaman manggung mulai dari acara band di kampung yang penontonnya semua preman dan menganggap kami cari rusuh karena musik kami teriak-teriak sampai acara band yang menempatkan kami sebagai pembuka Duo MAIA, tapi menurut kami gak ada yang membanggakan dan layak disebutkan. Karena itulah kami berharap terjadinya kerjasama, karena kami bisa manggung kapan saja. Kami hanya ingin orang mengapresiasi musik kami. Terima kasih.

Musik yang kami sukai…..

The Beatles, Black Sabbath era Ozzy, The Ramones, The White Stripes, Radihead, FUGAZI, Nirvana, Jane’s Addiction, Mars Volta, At The Drive-in, The Smith, My Bloody Valentine, RHCP, Sonic Youth, Sugar Ray, The Cure, The Minutemen, The Pixies, Weezer, Wolfmother, Yeah Yeah Yeahs, Mudhoney, PANTERA, Antrax, Motorhead, Slayer, Frente, The Beach Boys, AC/DC, KISS, The Who, ZZ TOP, The Clash, Black Flag, Dead Kennedys, Descendent, Minor Threat, Misfits, New York Dolls, Sex Pistols, Toydoll, The Vandals, Foo Fighters, Bouncing Souls, Dropkick Murphys, Probot, Green Day, Queen, Buddy Guy, Eric Clapton, Jimi Hendrix, D.R.I, Rage Againts The Machine, Ted Nugent, Alice In Chains, Primus, Beavis and Butthead, The Police, The Skatalites, John Lee Hooker, Chuck Berry, dan banyak lagi. Selera kami memang campur aduk, tapi masa bodoh selama kami menikmatinya.

 

0 comments: