Enka

Saturday, May 30, 2009


Enka, itu asalnya dari bahsa Prancis, Je Ne Sais Qua. Artinya, good quality that difficult to describe atau kualitas bagus yang sulit tergambarkan. Itu maksud dari tiga personel yang memayungi karya-karya kreatifnya dengan nama Enka

“Satu kata yang kami rasa dapat mencerminkan siapa kami dan seperti apa musik kami bawakan,” tutur gitaris Enka, R Dhammarmoyo yang akrab dipanggil Mboonk.

                Grup musik yang di gawangi Arie Rahmadi atau Weei (Vocal), R Dhammarmoyo atau Mboonk (Guitar), dan R. Fajar Jaya atau Japra (Drum) ini mengusung jenis musik modern rock. Dalam perjalanan bermusiknya, Enka yang berdiri sejak tahun 2004 ini awalnya didukung lima personel. Seperti kebanyakan grup musik, mereka mengalami pergantian personel dengan alasan beda visi dan misi.

                Sempat dikatakan bubar pada tahun 2006 karena hanya menyisakan satu orang personel. Tahun 2007 Enka bangkit dengan dua personel baru dengan visi dan misi yang kebetulan sama. Mereka pun mulai memproduksi lagu-lagu indie berbahasa Inggris yang kental dengan aroma rock yang enak didengar.

                Di tengah maraknya musik pop yang makin pesat bermunculan di kancah musik Indonesia akhir-akhir ini, masing-masing personel Enka yang memiliki komitmen kuat dalam bermusik ini tetap setia berjalan dijalur modern rock dengan influence dari berbagai macam band, terutama American modern rock band. “Kami berharap musik kami dapat menambah warna dan pilihan bagi para penikmat musik,” imbuh Mboonk.

                Pengalaman panggung Enka tak bisa dibilang dikit. Karena setelah wara-wiri di pentas-pentas yang diadakan sebuah sponsor, band inipun sering diminta mengisi acara on air interview di berbagai radio swasta Jogja ber genre anak muda.

                Hingga kini, tiga album independenm telah mereka hasilkan sepanjang perjalanan bermusik. Di antaranya Economic Session Band 2005, Sixteenhole #1 Compilation 2008, serta sebuah mini album Enka Hope and Reality.

                Selama masih konsisten dalam bermusik, bagi Enka tak ada kata menyerah, meski setia bergelut di jalur indie. Sebab, benteng pertahanan yang menyangkut keutuhan personel menjadi harta termahal Enka dalam menentuka sepak terjang ke depan.

0 comments: